Perkembangan Wisata Danau Toba

Siapa orang Sumatera Utara yang tidak mengenal Danau Toba. Danau terluas di asia tenggara ini merupakan daerah tujuan wisata yang sangat diminati oleh wisatawan dari berbagai kalangan dan dari berbagai penjuru dunia. Tidak hanya untuk tujuan berwisata saja, melainkan juga untuk tujuan observasi. Observasi merupakan suatu kegiatan mengumpilkan data pengamatan. Dari suatu kegiatan observasi, maka didapatkanlah berbagai kesimpulan.
Dalam kepariwisataan, jalan dan jaringan telepon merupakan dua hal yang sangat penting demi kemajuan dan pengembangan kepariwisataan. Suatu daerah atau tempat tidak layak dikatakan sebagai objek wisata apabila tidak memiliki akses yang baik. Begitu juga halnya dengan jaringan telepon. Dengan itu, wisatawan dapat memperoleh informasi mengenai tujuan wisata tersebut dengan mudah dan cepat. Dengan kata lain, jaringan telepon dan internet yang baik akan mempengaruhi kemajuan kepariwisataan.
Berdasarkan observasi jalan menuju kawasan Danau Toba cukup baik, hanya saja pengawasan dari pemerintah setempat masih kurang. Apalagi di daerah Pulau Samosir khususnya dari Tuk-Tuk menuju Ambarita masih banyak ditemukan jalan yang berlubang. Apabila tidak segeradi benahi maka lubang-lubang kecil itu akan membesar dan akibatnya akan membahayakan pengguna jalan lainnya. Hal ini sebaiknya dapat diperhatikan oleh pemerintah setempat untuk membenahi akses menuju objek wista karena ini sangat berpengaruh dalam pengembangan kepariwisataan di kawasan ini.
Kawasan Danau Toba adalah kawasan wisata yang memenfaatkan keindahaan alam danaunya yang indah. Sudah seharusnya kawasan ini dijaga kelestariannya. Namun hal ini tidaklah mudah. Kurangnya kesadaran masyarakat mengakibatkan kawasan ini tercemar khususnya air danau ini. Hal ini dibuktikan bahwa masyarakat setempat menggunakan air danau untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci pakaian dan piring. Lain halnya dengan selokan yang ada di sepanjang jalan menuju objek wisata. Selokan-selokan ini sedang dalam tahap perbaikan. Pemerintah setempat dibantu dengan warga sekitar sangat memperhatikan keadaan ini demi kemajuan kepariwisataan daerah mereka.
Hotel dan akomodasi adalah saran pariwisata yang paling penting. Hal ini disebabkan karena wisatawan sangat membutuhkan penginapan selama berada pada objek wisata. Hotel dan akomodasi di sekitar kawasan Danau Toba sudah cukup memadai. Klasifikasinya mulai dari berbintang hingga melati dan cottege.
Menuju kawasan Danau Toba, banyak pilihan angkutan darat yang dapat kita gunakan. Untuk mencapainya memakan waktu sekitar 4-5 jam. Dengan merogoh kocek sebesar Rp.25.000 kita dapat menikmati keindahan Parapat dan sejuta pesona Danau Toba. Beberapa angkutan yang memiliki rute menuju parapat antara lain: MRT, KBT, Intra, Sejahtera, KaryaAgung, dll. Dari Tuk Tuk kita dapat menyewa sepeda maupun sepeda motor, bisa jugamenggunakan ojek atau dapat manaiki kendaraan umum untuk berkeliling mengunjungi tempat-tempat wisata yang berada di Pulau Samosir. Namun masih kurangnya angkutan antar kabupaten seharusnya dapat di jadikan perhatian pemerintah setempat.
Salah satu angkutan danau yang terdapat di kawasan Danau Toba adalah ferry. Angkutan danau ini dimanfaatkan wisatawan sebagai alat transportasi menuju Pulau Samosir. Menuju PulauSamosir dengan menaiki kapal ferry ini memakan waktu sekitar 45 menit. Tingginya harga sewa angkutan danau menjadikan menurunya tingkat minat wisatawan menggunakan alat transportasi. Pengemudi merasa tidak ada pilihan lain karena harga sewa dari pemilik sangat tinggi. Mereka sangat berharap agar harga sewa angkutan dapat berkurang dan minat wisatawan untuk menggunakan alat transportasi ini meningkat. Karena ini akan menunjang kemajuan kepariwisataan setempat.
Fasilitas pendukung sangat banyak kita jumpai di kawasan Danau Toba. Namun keberadaannya disalahgunakan sehingga terlihat tidak terlindungi. Seperti pada salah satu gazebo yang dihuni dengan rerumputan yang tinggi serta dijadikan tempat teduh bagi hewan ternak masyarakat setempat. Masih banyak lagi fasilitas pendukung yang tidak dibenahi. Spanduk-spanduk yang tidak berguna masih terpampang berbaris apik sehingga menjadikan jalan raya sekitar sangat tercemar dan tidak sedap dipandang. Pusat informasi yang tulisannya sudah mulai memudar belum juga diperbaiki oleh pemerintah setempat menjadikan billboard itu tidak dapat dipergunakan sebagai mana mestinya. Kurangnya kepedulian masyarakat setempat menjadikan semua ini boomerang, padahal tahun 2010 ini telah dicanangkan Danau Toba sebagai daerah tujuan wisata. Seharusnya ada perhatian dari pemerintah setempat untuk memperbaiki fasilitas pendukung ini. Serta penyuluhan dari pemerintah kepada masyarakat setempat agar dapat menjaga fasilitas-fasilitas pendukung tersebut.
Parapat, salah satu kota indah yang berada tepat di tepi Danau Toba. Kota sejuk dengan sejuta pesona keindahan alamnya. Salah satu daya tarik wisatawan untuk datang mengunjungi inilah alam ciptaan Tuhan. Keindahannya sangat mempesona. Sudah selayaknya kita sebagai makhlukNya melestarikan segala sesuatu yang ada agar alam ciptaanNya tetap terjaga dan kita juga dapat merasakan dan menikmati alam ciptaan Tuhan ini.
Atraksi wisata yang terdapat di objek wisata Huta Bolon Simanindo sangatlah menarik. Di sini tidak hanya melihat, tapi kita juga dapat mengikuti atraksi wisata tersebut. Atraksi wisata ini menggambarkan sebuah pesta yang disebut pesta adat Manglahat Horbo. Ada juga tarian Sigale-gale yang mengisahkan kerinduan seorang ayah terhadap anak laki-laki satu-satunya yang telah tiada.
Sikap tutur sapa dan etika yang kurang baik terlihat pada masyarakat setempat kepada wisatawan lokal. Tidak hanya itu, mereka juga mengeluarkan kata-kata yang kasar pada saat wisatawan lokal tidak jadi membeli barang dagangan mereka. Tanpa mereka sadari, hal ini mempengaruhi kepariwisataan setempat. Diharapkan kepada PEMDA untuk memberikan penyuluhan dan pengertian kepada masyarakat setempat sehingga menyadari dan memperlakukan wisatawan local sama seperti wisatawan asing.
Kawasan wisata Danau Toba tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya saja, namun juga masih banyak peninggalan kerajaan-kerajaan batak terdahulu yang menjadi tujuan wisatawan datang kesana. Benda-benda artefak ini antara lain adalah Kuburan Batu, Batu kursi dan Museum Huta Bolon. Kuburan batu adalah areal pemakaman raja Sidabutar terdahulu yang menjadi ikon desa Tomok. Tidak hanya Tomok, desa Ambarita juga memiliki keunikan Batu Kursi yang digunakan kerajaan terdahulu untuk melakukan pertemuan atau rapat. Museum Huta Bolon juga menarik karena terdapat banyak peninggalan bersejarah orang Batak zaman dahulu.
Sikap masyarakat terhadap wisatawan sangatlah memprihatinkan. Mereka memilah-milih wisatawan mana yang akan lebih mereka prioritaskan. Padahal itu merupakan hal yang kurang baik karena wisatawan itu sama saja baik lokal maupun asing. Karena wisatawan itu merupakan sumber pendapatan mereka. Jadi tak sepantasnya mereka membeda-bedakan wisatawan.

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

Pengikut

Google Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Welcome ..... Selamat Datang

Olahraga

Berita Dunia