Sikap Masyarakat Lokal Danau Toba Terhadap Wisatawan

Masyarakat samosir adalah masyarakat yang pluralistic. Sebagian besar mereka masih mempertahankan keramah tamahan sebagai masyarakat lokal tapi ada juga sebahagian dari mereka yang tidak memiliki keramah tamahan dan kesopanan kepada wisatawan.

Pendapat masyarakat tentang para wisatawan


1. Marson Sidauruk di Museum-Huta Bolon Berpendapat bahwa wisatawan domestic dan mancanegara adalah sama-sama menguntungkan. masyarakat lokal juga sering mendapatkan tips dari wisatawan tapi tergantung dari keramah tamahan masyarakat lokal.pada umumnya wisatawan manca Negara yang paling banyak berkunjung adalah dari Jerman dan Belanda.disamping itu Marson Sidauruk juga berharap agar pemerintah setempat segera memperbaiki akses jalan dan menambah variasi dalam setiap atraksi yang menurutnya sangat monoton atau tidak berkembang.

2. M.Simatupang di Huta bolon - Simanindo
Seorang Ibu yang bertugas menjaga toilet Berpendapat bahwa semua wisatawan yang pernah berkunjung sangatlah sopan dan begitu juga masyarakat lokal yang menunjukkan keramahtamahan bagi para wisatawan.Ibu Simatupang memperoleh sedikit pendapatan yaitu uang pemberian dari wisatawan yang di dapat secara sukarela dan tidak pernah mematok harga ketika wisatawan menggunakan toilet.

3. Ibu Harianja di Tuk-tuk
Seorang petani jagung yang berpendapat bahwa mereka senang dengan kedatangan wisatawan karena bagi mereka wisatawan itu sebagian besar adalah ramah tapi apabila disapa terlebih dahulu, tapi tidak semuanya, sebagian wisatawan juga pelit dengan senyuman.






4. Rose pakpahan
Rose pakpahan adalah salah seorang pedagang atau pemilik tokon souvenir di pusat perbelanjaan tomok.Setiap pengunjung yang datang ke makam raja sidabutar pasti selalu berkunjung ke toko souvenir untuk berbelanja.Menurutnya,wisatawan mancanegara lebih banyak menghasilkan keuntungan dibanding wisatawan domestic karena untuk wisatawan mancanegara dijual lebih mahal.

Contoh sikap masyarakat yang kurang bersahabat

1. Ibu R.Sitanggang di Hot Spring-Pangururan

Ibu R.Sitanggang adalah pemilik rumah makan yang menjadi tempat permandian dan perhentian yang menunjukkan sikap tidak baik yaitu cara ketika menawarkan minuman kepada para tamu, dan dengan suara yang lantang dia berkata “ kalau mau duduk, harus beli minum dulu” sungguh menjadi hal yang mengejutkan bagi para wisatawan.

2. Ibu nainggolan di Tuk-tuk

Kami melihat respon ibu nainggolan tidak begitu baik yaitu saat kami menghampirinya dengan sifatnya yang acuh tak acuh saat kami menyapa dan kami pun sepakat untuk tidak melanjutkan pertanyaan yang telah kami rencanakan sebelumnya.

Sikap masyarakat Samosir menurut kelompok kami adalah kurang bersahabat yaitu kepada wisatawan domestic dan sangat ramah terhadap wisatawan mancanegara. perbandingan itu sangat terlihat ketika kami berjalan di samping wisatawan mancanegara dan pada saat itu kami memperbandingkan keterbukaan sikap masyarakat lokal kepada kami selaku wisatawan domestic dan kepada wisatawan mancanegara.sikap yang kurang mengenakkan itu juga kami rasakan ketika kami berada di pusat perbelanjaan tomok, seorang wanita tua penjual pakaian dan souvenir mengatakan bahwa kami sebagai pengunjung adalah gila karena kami tidak jadi membeli barang dagangan wanita tua tersebut. Dan pada saat kami kembali ke Tuk-tuk, kami kembali berkeliling menikmati panorama samosir dengan mengendarai sepeda, dan saat itu salah satu dari teman kami terjatuh tepatnya di depan puskesmas Tuk-tuk, dan kami melihat tidak adanya respon dari masyarakat yang melihat kejadian itu, yang lebih mengherankan ketika seorang Bapak mengatakan hal yang tidak enak untuk di dengar dan sangat tidak layak.
Sebagian besar masyarakat samosir menganggap bahwa kedatangan para wisatawan mejadi sumber pendapatan (income) bagi mereka. Karna dengan kedatangan para wisatawan mereka dapat membuka berbagai macam bidang usaha seperti Restoran (Rumah Makan), tempat penginapan dengan berbagai kelas juga penyewaan (rental) sepeda motor dan sepeda serta menjual berbagai macam souvenir , benda-benda antik dan bersejarah dan semua itu berdampak baik pada masyarakat samosir pada khususnya, yaitu terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal. Walaupun samosir merupakan salah satu daerah tujuan wisata namun masyarakat samosir pada umumnya adalah petani. Adapun hasil-hasil dari pertaniannya adalah bawang, padi, jagung, kopi, cabe, dan sayur-sayuran.

Hasil pertanian masyarakat samosir pada umumnya dipasarkan ke dalam daerah seperti pasar pangururan,ajibata dan haranggaol dan ke luar daerah yaitu seperti Siantar Medan dll.
Lahan pertanian juga menjadi pemandangan yang indah bagi wisatawan yaitu tentu karena keasriannya dan kelestariannya dan juga lingkungannya yang belum tercemar oleh polusi, baik polusi udara, polusi air maupun polusi suara.Karena di kota sudah sangat jarang di temukan lahan pertanian dan permukiman masyarakat selayaknya kehidupan di desa. Oleh karena itu wisatawan dan masyarakat menemukan kenyamanan di pulau Samosir ini. Pendapat para petani di Samosir berbeda-beda tentang para wisatawan, sebagian dari mereka berpendapat bahwa kedatangan para wisatawan tidak menguntungkan karena tidak berhubungan dengan hasil pertanian mereka, tapi berbeda dengan petani yang lainnya, sebagian mereka merasa beruntung dengan kedatangan wisatawan karena dapat menjual sebagian kecil dari hasil pertaniannya, sebagai contoh yaitu petani jagung yang dapat menjual jagung muda sebagai jagung bakar atau pun jagung rebus dan ketika musim jagung tentunya.

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

Pengikut

Google Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Welcome ..... Selamat Datang

Olahraga

Berita Dunia