Siapa orang Sumatera Utara yang tidak mengenal Danau Toba. Danau terluas di asia tenggara ini merupakan daerah tujuan wisata yang sangat diminati oleh wisatawan dari berbagai kalangan dan dari berbagai penjuru dunia. Tidak hanya untuk tujuan berwisata saja, melainkan juga untuk tujuan observasi. Observasi merupakan suatu kegiatan mengumpilkan data pengamatan. Dari suatu kegiatan observasi, maka didapatkanlah berbagai kesimpulan. Dalam kepariwisataan, jalan dan jaringan telepon merupakan dua hal yang sangat penting demi kemajuan dan pengembangan kepariwisataan. Suatu daerah atau tempat tidak layak dikatakan sebagai objek wisata apabila tidak memiliki akses yang baik. Begitu juga halnya dengan jaringan telepon. Dengan itu, wisatawan dapat memperoleh informasi mengenai tujuan wisata tersebut dengan mudah dan cepat. Dengan kata lain, jaringan telepon dan internet yang baik akan mempengaruhi kemajuan kepariwisataan. Berdasarkan observasi jalan menuju kawasan Danau Toba cukup baik, hanya saja pengawasan dari pemerintah setempat masih kurang. Apalagi di daerah Pulau Samosir khususnya dari Tuk-Tuk menuju Ambarita masih banyak ditemukan jalan yang berlubang. Apabila tidak segeradi benahi maka lubang-lubang kecil itu akan membesar dan akibatnya akan membahayakan pengguna jalan lainnya. Hal ini sebaiknya dapat diperhatikan oleh pemerintah setempat untuk membenahi akses menuju objek wista karena ini sangat berpengaruh dalam pengembangan kepariwisataan di kawasan ini. Kawasan Danau Toba adalah kawasan wisata yang memenfaatkan keindahaan alam danaunya yang indah. Sudah seharusnya kawasan ini dijaga kelestariannya. Namun hal ini tidaklah mudah. Kurangnya kesadaran masyarakat mengakibatkan kawasan ini tercemar khususnya air danau ini. Hal ini dibuktikan bahwa masyarakat setempat menggunakan air danau untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci pakaian dan piring. Lain halnya dengan selokan yang ada di sepanjang jalan menuju objek wisata. Selokan-selokan ini sedang dalam tahap perbaikan. Pemerintah setempat dibantu dengan warga sekitar sangat memperhatikan keadaan ini demi kemajuan kepariwisataan daerah mereka. Hotel dan akomodasi adalah saran pariwisata yang paling penting. Hal ini disebabkan karena wisatawan sangat membutuhkan penginapan selama berada pada objek wisata. Hotel dan akomodasi di sekitar kawasan Danau Toba sudah cukup memadai. Klasifikasinya mulai dari berbintang hingga melati dan cottege. Menuju kawasan Danau Toba, banyak pilihan angkutan darat yang dapat kita gunakan. Untuk mencapainya memakan waktu sekitar 4-5 jam. Dengan merogoh kocek sebesar Rp.25.000 kita dapat menikmati keindahan Parapat dan sejuta pesona Danau Toba. Beberapa angkutan yang memiliki rute menuju parapat antara lain: MRT, KBT, Intra, Sejahtera, KaryaAgung, dll. Dari Tuk Tuk kita dapat menyewa sepeda maupun sepeda motor, bisa jugamenggunakan ojek atau dapat manaiki kendaraan umum untuk berkeliling mengunjungi tempat-tempat wisata yang berada di Pulau Samosir. Namun masih kurangnya angkutan antar kabupaten seharusnya dapat di jadikan perhatian pemerintah setempat. Salah satu angkutan danau yang terdapat di kawasan Danau Toba adalah ferry. Angkutan danau ini dimanfaatkan wisatawan sebagai alat transportasi menuju Pulau Samosir. Menuju PulauSamosir dengan menaiki kapal ferry ini memakan waktu sekitar 45 menit. Tingginya harga sewa angkutan danau menjadikan menurunya tingkat minat wisatawan menggunakan alat transportasi. Pengemudi merasa tidak ada pilihan lain karena harga sewa dari pemilik sangat tinggi. Mereka sangat berharap agar harga sewa angkutan dapat berkurang dan minat wisatawan untuk menggunakan alat transportasi ini meningkat. Karena ini akan menunjang kemajuan kepariwisataan setempat. Fasilitas pendukung sangat banyak kita jumpai di kawasan Danau Toba. Namun keberadaannya disalahgunakan sehingga terlihat tidak terlindungi. Seperti pada salah satu gazebo yang dihuni dengan rerumputan yang tinggi serta dijadikan tempat teduh bagi hewan ternak masyarakat setempat. Masih banyak lagi fasilitas pendukung yang tidak dibenahi. Spanduk-spanduk yang tidak berguna masih terpampang berbaris apik sehingga menjadikan jalan raya sekitar sangat tercemar dan tidak sedap dipandang. Pusat informasi yang tulisannya sudah mulai memudar belum juga diperbaiki oleh pemerintah setempat menjadikan billboard itu tidak dapat dipergunakan sebagai mana mestinya. Kurangnya kepedulian masyarakat setempat menjadikan semua ini boomerang, padahal tahun 2010 ini telah dicanangkan Danau Toba sebagai daerah tujuan wisata. Seharusnya ada perhatian dari pemerintah setempat untuk memperbaiki fasilitas pendukung ini. Serta penyuluhan dari pemerintah kepada masyarakat setempat agar dapat menjaga fasilitas-fasilitas pendukung tersebut. Parapat, salah satu kota indah yang berada tepat di tepi Danau Toba. Kota sejuk dengan sejuta pesona keindahan alamnya. Salah satu daya tarik wisatawan untuk datang mengunjungi inilah alam ciptaan Tuhan. Keindahannya sangat mempesona. Sudah selayaknya kita sebagai makhlukNya melestarikan segala sesuatu yang ada agar alam ciptaanNya tetap terjaga dan kita juga dapat merasakan dan menikmati alam ciptaan Tuhan ini. Atraksi wisata yang terdapat di objek wisata Huta Bolon Simanindo sangatlah menarik. Di sini tidak hanya melihat, tapi kita juga dapat mengikuti atraksi wisata tersebut. Atraksi wisata ini menggambarkan sebuah pesta yang disebut pesta adat Manglahat Horbo. Ada juga tarian Sigale-gale yang mengisahkan kerinduan seorang ayah terhadap anak laki-laki satu-satunya yang telah tiada. Sikap tutur sapa dan etika yang kurang baik terlihat pada masyarakat setempat kepada wisatawan lokal. Tidak hanya itu, mereka juga mengeluarkan kata-kata yang kasar pada saat wisatawan lokal tidak jadi membeli barang dagangan mereka. Tanpa mereka sadari, hal ini mempengaruhi kepariwisataan setempat. Diharapkan kepada PEMDA untuk memberikan penyuluhan dan pengertian kepada masyarakat setempat sehingga menyadari dan memperlakukan wisatawan local sama seperti wisatawan asing. Kawasan wisata Danau Toba tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya saja, namun juga masih banyak peninggalan kerajaan-kerajaan batak terdahulu yang menjadi tujuan wisatawan datang kesana. Benda-benda artefak ini antara lain adalah Kuburan Batu, Batu kursi dan Museum Huta Bolon. Kuburan batu adalah areal pemakaman raja Sidabutar terdahulu yang menjadi ikon desa Tomok. Tidak hanya Tomok, desa Ambarita juga memiliki keunikan Batu Kursi yang digunakan kerajaan terdahulu untuk melakukan pertemuan atau rapat. Museum Huta Bolon juga menarik karena terdapat banyak peninggalan bersejarah orang Batak zaman dahulu. Sikap masyarakat terhadap wisatawan sangatlah memprihatinkan. Mereka memilah-milih wisatawan mana yang akan lebih mereka prioritaskan. Padahal itu merupakan hal yang kurang baik karena wisatawan itu sama saja baik lokal maupun asing. Karena wisatawan itu merupakan sumber pendapatan mereka. Jadi tak sepantasnya mereka membeda-bedakan wisatawan.
Menurut pemantauan pada tanggal 30 Oktober hingga 1 November 2009, banyak pertunjukan yang di dapati didaerah Pulau Samosir khususnya di daerah Simanindo.
Gambar: satu - satunya pintu gerbang perkampungan Huta Bolon
Di daerah Simanindo, ada sebuah perkampungan tua yang namanya HUTA BOLON. HUTA adalah kampung tradisional orang batak yang dikelilingi oleh benteng dan tanaman pohon bambu guna untuk menghalangi musuh – musuh masuk kedalam kampung tersebut. Huta hanya mempunyai satu pintu gerbang.
Gambar: Rumah di dalam huta tersebut berbaris disamping kiri dan kanan dari rumah raja. Rumah raja dinamai rumah bolon.
Gambar: Di hadapan rumah raja didirikan lumbung padi yang di beri nama sopo.
Halaman tengah diantara rumah BOLON dan SOPO, dahulu dipergunakan sebagai tempat MANGALAHAT HORBO. Adapun arti MANGALAHAT HORBO ialah: untuk acara adat memotong kerbau dan memukul gondang. Ditengah halaman didirikan sebuah TONGGAK yang dihiasi dengan daun – daun yang melambangkan pohon suci ( pohon beringin). Tonggaktersebut bernama BOROTAN. Kerbau yang digiring akan disembelih di BOROTAN tersebut.
Ini merupakan acara adat MANGALAHAT HORBO
1. Gondang Lae –Lae : merupakan Doa kepada Dewata agar kerbau yang diikatkan tidak bertingkah yang jelek sewaktu digiring ke BOROTAN. Kerpercayaan orang batak zaman dahulu setiap tingkah laku dari kerbau merupakan alamat sesuatu yang baik atau yang buruk terhadap yang berpesta.
2. Gondang Mula – mula : doa kepada mula jadi, Dewa pencipta bumi, langit dan segala isinya agar deia menganugerahkan putra dan putri, membawa kekayaan, menjauhkan bala dan menyembuhkan segala penyakit kepada yang mengadakan pesta.
3. Gondang Mula Jadi : tarian untuk mengatakan bahwa doa telah dikabulkan oleh Dewata atau Tuhan.
4. Gondang shata Managliat :
orang yangberpesta menari dengan mengelilingi tonggak atau BOROTAN penyembelihan kerbau, dimana diikatkan seekor kerbau pada pesta adat. Kerbau tersebut disembelih dan dagingnya dibagi – bagikan kepada yang berpesta dan kepada mereka yang berhak menerima sesuai dengan adat yang ditentukannya.
5. Gondang Marsiolop-olopan : kemudian orang yang berpesta salaing memberi selamat sesamanya.
6. Gondang siboru : tarian untuk pemuda sambil menari datanglah putri yang masing – masing dengan pengharapan agar datang untuk melamarnya.
7. Gondang Sidoli :tari untuk pemudi sambil manari. Datanglah seorang pemuda untuk mendekati seorang putri yang dicintainya dan yang didambakannya menjadi istrinya dan sebahai pertanda ia mencintai putri, dia akan memberi sejumlah uang.
8. Gondang Pangurason : roh nenek moyang berpesta datang dan menyusup pada tubuh salah seorang penari dan memberi berkat kepada mereka.
9. tari bersama : semua tamu diundang diajak menari bersama dengan tuan rumah yang mengadakan pesta tersebut.
10. Tari Tunggul Panaluan : tari ini diperankan oleh seorang dukun untuk berkomunikasi dengan Dewata Natolu memnita sesuatu seperti hujan, keturunan atau kesuksesan dalam kehidupan.
11. Gondang sigale – gale : tari boneka yang terbuat dari kayu yang mirip dengan manusia dimana pada zaman dahulu kala ada seorang raja yang hanya mempunyai anak tunggal. Pada suatu saat anak raj tersebut jatuhsakit dan akhirnya meninggal dunia. Raja sangat sedih menerima musibah tersebut sebab anak yang diharapkannyauntuk meneruskan cita – citanya (kerajaanya) sudah tiada. Jadi untuk meringankan penderitaaan raja dan sekaligus untuk mengenang anaknya, maka raja memerintahkan rakyatnya untuk mengukir sebauh patung yang sangat mirip dengan anaknya, dimana kala raja ingin melihat anaknya maka raja mengundang untuk membuat pesta Tarian Sigale – gale. Saudara perempuan sigale – gale akan melepaskan kerinduannya dengan menari bersama dengan Sigale- gale
RESPON PARA WISATAWAN LOKAL MAUPUN MANCANEGARA MENYAKSIKAN SENI PERTUNJUKAN DI DAERAH WISATA DANAU TOBA
Gambar: respon wisatawan saat menyaksikan pertunjukan tari si gale - gale di Huta Bolon
Gambar: wisatawan sedang mendengarkan tour guide di kuburan Raja Sidabutar
Bila di perhatikan gambar diatas ini, para wisatawan menyaksikan pertunjukan tor –tor di Huta bolon Simanindodengan respon yang baik. Rasa puas yang terpancar dari wajah mereka satu persatu. Rasa puas mereka bukan hanya dengan mimik muka bahkan wisatawan juga berkeinginan untuk menortor bersama – sama. Puncak pertunjukan tampak saat para wisatawan lokal maupun mancanegara menortor. Mimik muka para wisatawan sangatlah gembira.
Bukan di Huta Bolon Simanindo saja respon wisatawan merasa puas, bahkan di Perkuburan Sipahutar di Tomok respon wisatawan sangat tampak merasa puas. Para wisatawan mendengar pomparan Raja Sidabutar menyampaikan sejarah dari Kerajaan Sidabutar, Silsilah Raja Sidabutar hingga wafatnya Raja Sidabutar.
Masyarakat samosir adalah masyarakat yang pluralistic. Sebagian besar mereka masih mempertahankan keramah tamahan sebagai masyarakat lokal tapi ada juga sebahagian dari mereka yang tidak memiliki keramah tamahan dan kesopanan kepada wisatawan.
Pendapat masyarakat tentang para wisatawan
1. Marson Sidauruk di Museum-Huta BolonBerpendapat bahwa wisatawan domestic dan mancanegara adalah sama-sama menguntungkan. masyarakat lokal juga sering mendapatkan tips dari wisatawan tapi tergantung dari keramah tamahan masyarakat lokal.pada umumnya wisatawan manca Negara yang paling banyak berkunjung adalah dari Jerman dan Belanda.disamping itu Marson Sidauruk juga berharap agar pemerintah setempat segera memperbaiki akses jalan dan menambah variasi dalam setiap atraksi yang menurutnya sangat monoton atau tidak berkembang.
2. M.Simatupang di Huta bolon - Simanindo Seorang Ibu yang bertugas menjaga toilet Berpendapat bahwa semua wisatawan yang pernah berkunjung sangatlah sopan dan begitu juga masyarakat lokal yang menunjukkan keramahtamahan bagi para wisatawan.Ibu Simatupang memperoleh sedikit pendapatan yaitu uang pemberian dari wisatawan yang di dapat secara sukarela dan tidak pernah mematok harga ketika wisatawan menggunakan toilet.
3. Ibu Harianja di Tuk-tuk Seorang petani jagung yang berpendapat bahwa mereka senang dengan kedatangan wisatawan karena bagi mereka wisatawan itu sebagian besar adalah ramah tapi apabila disapa terlebih dahulu, tapi tidak semuanya, sebagian wisatawan juga pelit dengan senyuman.
4. Rose pakpahan Rose pakpahan adalah salah seorang pedagang atau pemilik tokon souvenir di pusat perbelanjaan tomok.Setiap pengunjung yang datang ke makam raja sidabutar pasti selalu berkunjung ke toko souvenir untuk berbelanja.Menurutnya,wisatawan mancanegara lebih banyak menghasilkan keuntungan dibanding wisatawan domestic karena untuk wisatawan mancanegara dijual lebih mahal.
Contoh sikap masyarakat yang kurang bersahabat
1. Ibu R.Sitanggang di Hot Spring-Pangururan
Ibu R.Sitanggang adalah pemilik rumah makan yang menjadi tempat permandian dan perhentian yang menunjukkan sikap tidak baik yaitu cara ketika menawarkan minuman kepada para tamu, dan dengan suara yang lantang dia berkata “ kalau mau duduk, harus beli minum dulu” sungguh menjadi hal yang mengejutkan bagi para wisatawan.
2. Ibu nainggolan di Tuk-tuk
Kami melihat respon ibu nainggolan tidak begitu baik yaitu saat kami menghampirinya dengan sifatnya yang acuh tak acuh saat kami menyapa dan kami pun sepakat untuk tidak melanjutkan pertanyaan yang telah kami rencanakan sebelumnya.
Sikap masyarakat Samosir menurut kelompok kami adalah kurang bersahabat yaitu kepada wisatawan domestic dan sangat ramah terhadap wisatawan mancanegara. perbandingan itu sangat terlihat ketika kami berjalan di samping wisatawan mancanegara dan pada saat itu kami memperbandingkan keterbukaan sikap masyarakat lokal kepada kami selaku wisatawan domestic dan kepada wisatawan mancanegara.sikap yang kurang mengenakkan itu juga kami rasakan ketika kami berada di pusat perbelanjaan tomok, seorang wanita tua penjual pakaian dan souvenir mengatakan bahwa kami sebagai pengunjung adalah gila karena kami tidak jadi membeli barang dagangan wanita tua tersebut. Dan pada saat kami kembali ke Tuk-tuk, kami kembali berkeliling menikmati panorama samosir dengan mengendarai sepeda, dan saat itu salah satu dari teman kami terjatuh tepatnya di depan puskesmas Tuk-tuk, dan kami melihat tidak adanya respon dari masyarakat yang melihat kejadian itu, yang lebih mengherankan ketika seorang Bapak mengatakan hal yang tidak enak untuk di dengar dan sangat tidak layak.Sebagian besar masyarakat samosir menganggap bahwa kedatangan para wisatawan mejadi sumber pendapatan (income) bagi mereka. Karna dengan kedatangan para wisatawan mereka dapat membuka berbagai macam bidang usaha seperti Restoran (Rumah Makan), tempat penginapan dengan berbagai kelas juga penyewaan (rental) sepeda motor dan sepeda serta menjual berbagai macam souvenir , benda-benda antik dan bersejarah dan semua itu berdampak baik pada masyarakat samosir pada khususnya, yaitu terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal. Walaupun samosir merupakan salah satu daerah tujuan wisata namun masyarakat samosir pada umumnya adalah petani. Adapun hasil-hasil dari pertaniannya adalah bawang, padi, jagung, kopi, cabe, dan sayur-sayuran.
Hasil pertanian masyarakat samosir pada umumnya dipasarkan ke dalam daerah seperti pasar pangururan,ajibata dan haranggaol dan ke luar daerah yaitu seperti Siantar Medan dll.Lahan pertanian juga menjadi pemandangan yang indah bagi wisatawan yaitu tentu karena keasriannya dan kelestariannya dan juga lingkungannya yang belum tercemar oleh polusi, baik polusi udara, polusi air maupun polusi suara.Karena di kota sudah sangat jarang di temukan lahan pertanian dan permukiman masyarakat selayaknya kehidupan di desa. Oleh karena itu wisatawan dan masyarakat menemukan kenyamanan di pulau Samosir ini. Pendapat para petani di Samosir berbeda-beda tentang para wisatawan, sebagian dari mereka berpendapat bahwa kedatangan para wisatawan tidak menguntungkan karena tidak berhubungan dengan hasil pertanian mereka, tapi berbeda dengan petani yang lainnya, sebagian mereka merasa beruntung dengan kedatangan wisatawan karena dapat menjual sebagian kecil dari hasil pertaniannya, sebagai contoh yaitu petani jagung yang dapat menjual jagung muda sebagai jagung bakar atau pun jagung rebus dan ketika musim jagung tentunya.
Dalam dunia pariwisata akses jalan dan jaringan telepon sangatlah penting, karena kedua hal tersebut adalah salah satu faktor utama dalam pengembangan objek daerah tujuan wisata. Tetapi dewasa ini faktor jalan dan jaringan telepon ini kurang di perhatikan oleh pemerintah dan penduduk sekitar objek daerah tujuan wisata. Sehingga banyak jalan yang rusak dan membuat kesan yang kurang baik bagi wisatawan yang berkunjung ke objek daerah tujuan wisata tersebut.
Sedangkan kurangnya pemanfaatan jaringan telepon di suatu objek daerah tujuan wisata dapat memperlambat perkembangan objek daerah tujuan wisata tersebut. Dalam hal ini tidak hanya peran pemerintah dan masyarakat setempat saja yang di butuhkan tetapi peran pihak swasta juga sangat di butuhkan dalam pengembangan jaringan telepon untuk mempromosikan objek daerah tujuan wisata tersebut.
Untuk kesekian kalinya, kondisi infrastruktur jalan menjadi sumber utama keluhan. Pelaku pariwisata menilai buruknya infrastruktur menjadi kendala utama pengembangan sektor pariwisata. Menurut Asosiasi Travel Indonesia (Asita), sebagian besar wisatawan khususnya asing sering mengeluhkan lamanya jarak tempuh menuju objek wisata karena infrastrukturnya kurang memadai.
Menyoroti soal infrastruktur, keluhan yang disampaikan sektor pariwisata hanyalah satu dari kendala yang pasti dialami berbagai sektor lain. Infrastruktur adalah lokomotif pengembangan dan pertumbuhan di semua sektor kehidupan, terutama ekonomi. Bahkan, ada ungkapan yang menyebutkan bahwa "pertumbuhan ekonomi mengikuti panjang jalan.
Tertinggalnya infrastruktur menyebabkan rendahnya potensi pengembangan ekonomi suatu objek daerah tujuan wisata.Sarana telekomunikasi sangat penting peranannya demi membuka informasi dan komunikasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat dan wisatawan yang ingin berkunjung ke objek daerah tujuan wisata, dan diharapkan kepada pemerintah objek daerah tujuan wisata tersebut untuk serius merespon,penggunan fasilitas komunikasidengan jangkauan yang luas tarif khusus/murah, program tersebut juga merupakan salah satu peluang terbukanya lapangan pekerjaan yang nantinya memprioritaskan SDM di objek daerah tujuan wisata tersebut.
Dapat kita simpulkan bahwasanya keberadaan jalan dan jaringan komunikasi penting sekali keberadaanya, karena dua fasilitas tersebut sangat berguna bagi keberlangsungan pariwisat disuatu tempat. Keberaaanya pun dapat dikembangkan dan dapat ditingkatkan sebagai daya tarik tentunya sehingga wisatawan merasa nyaman berada disana tanpa ada merasa gangguan ataupun kesusahan dalam komunikasi.
Dalam pengelolaan yang baik, sarana jalan dapat menjadi jalur pariwisata yang dapat dijual, seperti jalur tour sepeda di yang dapat dijadikan even tahunan. Dibutuhkan pengelolaan yang baik demi terwujudnya hal tersebut. Yang tidak kalah pentingnya adalan sarana komunikasi yang bersifat masal dan menyeluruh, seperti keberadaan internet di kawasan pariwisata dan pemberdayaan masyarakat sekitar dalam pemakaian internet dalam menjual kawasannya sebagai objek pariwisata.
Gambar: sarana jalan di tuk-tuk
Infrastruktur Jalan
Kondisi infrastruktur jalan menjadi salah satu faktor sumber utama dalam pengembangan suatu wilayah objek wisata, karena jalan merupakan salah satu akses utama untuk menjangkau suatu daerah yang akan dikembangkan.
Gambar : kondisi infrastruktur jalan di daerah Danau Toba
Kondisi prasarana jalan seringkali menjadi keluhan. Pelaku pariwisata menilai buruknya infrastruktur menjadi kendala utama pengembangan sektor pariwisata. Menurut Asosiasi Travel Indonesia (Asita), sebagian besar wisatawan khususnya asing sering mengeluhkan lamanya jarak tempuh menuju objek wisata karena infrastrukturnya kurang memadai.
Infrasruktur adalah lokomotif pengembangan dan pertumbuhan di semua sektor kehidupan, terutama ekonomi. Bahkan, ada ungkapan yang menyebutkan bahwa "pertumbuhan ekonomi mengikuti panjang jalan”. Tertinggalnya infrastruktur menyebabkan rendahnya potensi pengembangan ekonomi.
Laporan internasional Global Competitiveness Report (2008-2009) juga menempatkan buruknya infrastruktur di Indonesia sebagai faktor kedua terpenting penghambat utama dalam menjalankan bisnis, setelah inefisiensi birokrasi. Indonesia ditempatkan di urutan ke-96 untuk infrastruktur secara keseluruhan, dan posisi ke-105 untuk kualitas jalan. Selain soal pengembangan ekonomi, buruknya infrastruktur juga menimbulkan kelemahan dalam daya saing.
Gambar : jalan rusak di daerah Danau Toba
Inefisiensi birokrasi yang ditempatkan sebagai penghambat utama pengembangan bisnis, tampaknya juga berkelindan menjadi faktor penghambat pengembangan infrastruktur. Jalan yang bolong di sana-sini juga sering diidentikkan dengan projek yang bocor di sana-sini. Oleh karena itu, ungkapan "pertumbuhan ekonomi mengikuti panjang jalan", bisa juga disesuaikan menjadi "pemerintahan yang baik mengikuti panjang (dan kualitas) jalan yang baik".
Keluhan soal anggaran sering menjadi alasan, meski dalam praktiknya, ketika anggaran turun, dan projek berjalan, tidak ada jaminan usia jalan terjaga sesuai harapan. Jalur darat di Tuk - Tuk dirancang tahan selama sepuluh tahun, misalnya, sudah rusak dalam kurun kurang dari lima tahun, salah satunya akibat kualitas pengerjaan yang tidak memenuhi syarat.
Berbagai kalangan meminta pemerintah menanggapi serius berbagai kendala ini, setidaknya dengan meminimalisasi kebocoran, dan pengawasan yang baik, selain upaya-upaya serius dan baru untuk mengatasi masalah ini.
Kondisi Infrastruktur jalan kabupaten samosir.
Jalan merupakan prasarana untuk menghubungkan antara suatu daerah terhadap daerah lainnya. Selain itu memperlancar dan mendorong timbulnya kegiatan perekonomian.
Sebagai prasarana transportasi yang penting, dari segi kuantitas selain harus dapat menjangkau daerah yang terisolir, juga memperhatikan dari segi kualitas, yaitu keadaan/kondisi jalan serta rambu-rambu jalan. Sejalan dengan laju pembangunan jalan untuk semakin memudahkan mobilitas penduduk dan barang dari satu daerah ke daerah lain.
Rambu-rambu jalan di samosir
Panjang jalan di Kabupaten Samosir pada tahun 2005 mencapai 774,48 km. Didukung oleh sumber daya alam dan keindahan Danau Toba, sektor pariwisata merupakan sektor potensial yang dapat menjadi andalan di Kabupaten Samosir dimasa mendatang. Perencanaan, pengembangan, pengelolaan dan penyediaan sarana dan prasarana yang baik akan menjadikan Kabupaten Samosir sebagai tempat pariwisata yang indah. Jumlah hotel di Kabupaten Samosir tahun 2005 sebanyak 79 hotel, dengan 1.264 kamar dan 2.570 tempat tidur.
Luas wilayah Kabupaten Samosir secara keseluruhan mencapai 254.715 Ha, terdiri dari daratan seluas 144.455 Ha dan perairan danau seluas 110.260 Ha. Luas dan batas perairan di kawasan Danau Toba belum ada ketentuan yang pasti. Namun mengingat Pulau Samosir tepat berada dan dikelilingi oleh Danau Toba, secara proporsional luas perairan Danau Toba yang menjadi bahagian daerah Kabupaten Samosir sewajarnyalah merupakan bahagian yang terluas dibandingkan dengan enam kabupaten-kabupaten lainnya di sekeliling perairan Danau Toba.
Jaringan Telepon
Sesuai program pemerintah, melalui Departemen Komunikasi dan Informatika RI, Tahun 2015 seluruh desa di Indonesia akan “bordering”, dengan membangun jaringan telepon di 24.026 desa dan selanjutnya akan ditingkatkan menjadi Desa Punya Internet, disingkat Desa Pinter. Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Samosir patut bersyukur, dengan program tersebut, nantinya sebanyak 95 desa di Kabupaten Samosir akan memperoleh fasilitas telepon perdesaan yang merupakan bantuan hibah luar negeri dan dikelola Depkominfo.
Sebagaimana disampaikan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Samosir Drs. Maringan Simbolon, MM dan Asisten Pemerintahan Sekretaris Daerah Kab. Samosir Drs. Ombang Siboro, M.Si pada rapat sosialisasi Pembangunan Prasarana Telekomunikasi Perdesaan (24/06), menindaklanjuti hasil pertemuan di Bali, semua perangkat sarana telekomunikasi perdesaan tersebut akan dibangun oleh PT. Telkom, selaku pemenang tender dan mulai dibangun pada Bulan Oktober. Pemerintah Daerah hanya menyediakan lahan/pertapakan untuk bangunan KBU di setiap desa yang telah ditetapkan mendapat bantuan.
Sarana telekomunikasi tersebut sangat penting peranannya demi membuka informasi dan komunikasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat serta wisatawan yang berkunjung ke objek daerah tujuan wisata untuk memperoleh informasi, dan diharapkan pemerintah desa yang sudah ditetapkan memperoleh bantuan hibah tersebut, benar-benar serius merespon, dengan menetapkan lokasi yang permanen dan strategis sehingga mudah dijangkau masyarakat. Disamping membantu masyarakat menggunakan fasilitas komunikasi dengan tarif khusus/murah, program tersebut juga merupakan salah satu peluang terbukanya lapangan pekerjaan yang nantinya memprioritaskan SDM di desa. Setidaknya untuk 95 desa di Kabupaten Samosir, nantinya akan mempekerjakan 95 orang sebagai tenaga pengelola telepon perdesaan tersebut.
Berikut desa-desa di Kabupaten Samosir yang telah ditetapkan memperoleh bantuan telepon perdesaan:
Kecamatan Harian: Desa Dolok Raja, Hariara Pohan, Siparmahan, Turpuk Malau, Sampur Toba, Sosor Dolok, Turpuk Limbong, Turpuk Sagala, Turpuk Sihotang, Patukko Naginjang dan Janji Martahan.
Kecamatan Nainggolan: Desa Pasaran Parsaoran, Pasaran I, Sibonor Oppu Ratus, Pangaloan, Toguan Galung, Pananggangan, Sipinggan Lumban Siantar, Sinaga Uruk Pandiangan dan Huta Rihit.
Kecamatan Onan Runggu: Desa Sitinjak, Tambun Sukkean, Sitamiang, Huta Hotang, Janji Matogu, Silima Lombu, Rina Bolak, Pakpahan, Sipira, Onan Runggu, Harian dan Pardomuan.
Kecamatan Palipi: Desa Huta Ginjang, Pardomuan Nauli, Hatoguan, Parsaoran Urat, Simbolon Purba, Suhut Nihuta Pardomuan, Urat II, Palipi dan Gorat Pallombuan.
Kecamatan Pangururan: Desa Aek Nauli, Huta Tinggi, Lumban Suhi-Suhi Toruan, Lumban Suhi-Suhi Dolok, Parbaba Dolok, Pardomuan Nauli, Pardugul, Parhorasan, Parlondut, Parmonangan, Rianiate, Saitnihuta, Sialanguan, Sinabulan, Siogung-Ogung, Pasaoran I dan Situngkir.
Kecamatan Ronggur Nihuta: Desa Lintong Nihuta, Paraduan, Ronggur Nihuta, Salaon Dolok, Salaon Toba, Sijambur, Salaon Tonga-Tonga dan Sabungan Nihuta.
Kecamatan Sianjur Mula-Mula: Desa Aek Sipitu Dai, Hasinggaan, Bonan Dolok, Ginolat, Huta Ginjang, Huta Gurgur, Sianjur Mula-Mula, Siboro dan Singkam.
Kecamatan Simanindo: Desa Cinta Dame, Garoga, Huta Ginjang, Parbalohan, Pardomuan, Parmonangan, Simarmata, Tomok, Sihusapi, Maduma, Simanindo Sakkal, Dosroha, Martoba dan Tanjungan.
Kecamatan Sitio-Tio: Desa Tamba Dolok, Buntu Mauli, Holbung, Janji Raja, Cinta Maju dan Sabulan.
Kabupaten samosir juga sangat tepat untuk dijadikan tempat wisata karena memiliki daya tarik yang besar untuk menarik perhatian wisatawan baik domestic maupun manca negara, sehingga dikenal di berbagai tempat.
Saat ini kebupaten samosir berada dalam proses pengembangan pariwisata dimana pemerintah setempat menargetkan pada tahun 2010 samosir akan dijadikan sebagai kabupaten pariwisata dengan membuat program pengembangan pariwisata, masyarakat sangat berperan penting dalam program pengembangan daerah samosir sebagai obyek wisata untuk itu perlu diadakan pemberdayaan masyarakat sadar wisata agar masyarakat dapat membenahi tempat dimana mereka tinggal, dengan begitu target untuk menjadikan samosir kabupaten pariwisata dapat tercapai. Peningkatan kualitas masyarakat obyek wisata sangat penting, masyarakat harus mampu berbahasa inggris dengan baik agar dapat berkomunikasi dengan wisatawan.
Selain itu, masih ada lagi hal-hal yang mempunyai peranan penting untuk menjadikan kabupaten ini menjadi kabupaten pariwisata yaitu fasilitas pendukung seperti papan reklame, gazebo, gapura dan pusat informasi bagi wisatawan. Tidak di setiap tempat terdapat fasilitas pendukung, di tempat ini hanya ada 2 gazebo yaitu di daerah ambarita dan tuk-tuk, tetapi hanya 1 yang digunakan yaitu yang berada di daerah ambarita, saat ini pusat informasi belum tersedia.
Gapura juga sering diartikan sebagai pintu gerbang. Dalam bidang arsitektur gapura sering disebut dengan entrance, namun entrance itu sendiri tidak bisa diartikan sebagai gapura. Simbol yang dimaksudkan disini bisa juga diartikan sebuah ikon suatu wilayah atau area. Secara hirarki sebuah gapura bisa disebut sebagai ikon karena gapura itu sendiri lebih sering menjadi komponen pertama yang dilihat ketika kita memasuki suatu wilayah.
Seperti halnya kabupaten samosir, sudah terdapat beberapa gapura yang dapat membantu kita untuk mengetahui suatu wilayah di daerah tersebut. Di daerah simanindo tepatnya di huta bolon terdapat sebuah gapura yang arsitekturnya menyerupai rumah adat, maka dengan adanya gapura, wisatawan local maupun manca Negara akan lebih mudah untuk memasuki suatu kawasan atau daerah obyek wisata.
Gapura tersebut masih kurang tepat peletakannya karena diletakkan terlalu menjorok ke dalam atau terletak jauh dari jalan raya, sehingga kebanyakan pengunjung kewalahan mencari kawasan tersebut, seperti yang kita ketahui biasanya sebuah gapura itu di letakkan dilokasi yang sering di lalui orang seperti jalan besar, agar orang yang melintas pun lebih jelas melihatnya.
BILLBOARD (POSTER, IKLAN-IKLAN)
Billboard berasal dari kata bill yang artinya poster, karena poster, iklan tersebut akan di tempel di sebuah papan agar lebih menarik dipandang (eye cathing) maka kemudian billboard.
Biasanya billboard ini diletakkan di tempat yang sering dilalui dan dilihat oleh pengunjung, dan biasanya terdapat di jalan besar. Billboard harus menggunakan kata-kata yang sederhana, mudah dimengerti dan yang mengandung point utama , dengan itu konsumen langsung dapat melihat iklan tersebut, baik itu dengan cepat mengendarai mobil atau kendaraan yang lain.
Billboard yang terdapat di simanindo sudah tepat peletakannya tetapi masih ada beberapa letaknya jauh dari jalan besar, ada juga yang tertutupi oleh semak-semak, cat pada billboard juga sudah mulai pudar sehingga sulit untuk di baca dari jarak yang jauh dari papan tersebut. Untuk itu perlu diperhatikan oleh pemerintah yang bergerak di bidang pengembangan pariwisata untuk diperbaiki agar lebih mudah bagi pengunjung untuk mengetahui suatu kawasan wisata di daerah tersebut.
Poster-poster, spanduk yang tidak perlu sebaiknya di buang, daerah samosir semakin semrawut dengan papan reklame yang pemasangannya dilakukan tidak tertata apik. Belum lagi soal ruas jalan yang rusak atau berlobang, di daerah Tomok banyak kita jumpai spanduk-spanduk yang tidak berguna lagi karena itu hanya merusak pemandangan saja dan daerah tersebut jadi kelihatan kotor, sementara tujuan kita yang utama adalah memberikan kenyamanan kepada setiap orang yang berkunjung ke daerah tersebut. Karena sikap masyarakat tercermin dari kebersihan lingkungan, dan pengunjung akan membawa kesan yang baik keluar dari daerah samosir.
GAZEBO
Gazebo adalah sebuah tempat persinggahan bagi wisatawan local maupun mancanegara.
Gazebo biasanya terletak di tepi jalan agar mudah di jangkau guna beristirahat sebentar untuk menghilangkan rasa letih atau rasa capek setelah melakukan perjalanan, setelah rasa letih itu hilang maka dapat melanjutkan perjalanan dengan semangat.
Di samosir terdapat gazebo yaitu tepatnya di Ambarita, di simpamg Tuk-tuk dan ada juga yang berada di danau toba. Tetapi hanya 2 yang digunakan hingga saat ini yaitu di ambarita dan di danau, sedangkan yang di simpang Tuk-tuksudah lama tidak digunakan lagi, tempatnya sudah tidak terawat, ditumbuhi rerumputan, dan yang paling lucu lagi tempat itu jadi tempat beristirahat bagi hewan seperti kerbau, dan letaknya juga jauh dari jalan raya.
Sedangkan gazebo yang berada di ambarita masih dipergunakan oleh wisatawan tetapi jika sore hari gazebo ini digunakan menjadi tempat penjualan pisang goreng oleh masyarakat setempat.
Sebaiknya pemerintah setempat memperhatikan hal ini agar dapat diperbaiki, terwujudlah samosir menjadi kabupaten pariwisata.
PUSAT INFORMASI WISATAWAN
Latar Belakang samosir merupakan tempat yang sangat indah sehingga banyak orang yang mengunjunginya. Selain itu samosir mempunyai potensi wisata yang sangat besar. Potensi wisata yang terdapat di samosir meliputi wisata belanja, wisata alam maupun wisata budaya..
Dalam perkembangannya, timbul berbagai macam permasalahan yang berkaitan dengan bidang pariwisata samosir antara lain kurangnya pembinaan terhadap kesenian dan budaya daerah yang berakibat kurangnya minat masyarakat untuk mengembangkan dan melestarikan kesenian dan budaya daerah, yang berakibat suramnya keadaan kesenian dan budaya daerah di samosir, belum optimalnya pemberdayaan masyarakat pariwisata yang menyebabkan kurangnya kesadaran masyarakat pariwisata untuk mengembangkan pariwisatanya.
Dari beberapa hal diatas, maka diperlukan fasilitas publik yang dapat mengakomodasi kegiatan penyampaian informasi mengenai pariwisata dan budaya di samosir. Tempat ini sekaligus dijadikan sebagai tempat promosi pariwisata samosir serta sebagai tempat pengembangan budaya samosir. Diharapkan dapat tercapai peningkatan yang optimal dalam bidang pariwisata dan budaya di samosir yang dapat lebih mengangkat citra samosir sebagai daerah tujuan wisata. Pusat Informasi Wisata ini akan memuat fasilitas pelayanan informasi wisata, penjualan barang kerajinan khas samosir, gerai-gerai kerajinan, ruang serbaguna, serta bangunan pendukung lainnya.
Pusat informasi pariwisata samosir. Dengan dioperasikannya pusat informasi pariwisata tersebut akan lebih memudahkan para turis asing dan lokal memperoleh informasi wisata. Semisal objek-objek wisata, hotel, rumah makan, dan usaha wisata lainnya.
TOILET
Pelayanan umum berupa penyediaan toilet yang nyaman, tidak hanya di sepanjang jalan antar kota, tetapi juga di tempat-tempat umum lainnya. para wisatawan asing maupun domestik yang berjalan-jalan di samosir akan merasa nyaman kalau ada toilet yang besih di beberapa lokasi.